Belajar dan Mengajar

Belajar adalah proses menggali ilmu, sedangkan Mengajar adalah proses memberikan ilmu (http://ibnualfriyanto.blogspot.com/). 

Terdengar oleh 'ku beberapa suara anak-anak kecil, sejenak aku tersentak (kaget) lalu terbangun. Ternyata meraka adalah anak-anak kecil yang berasal dari beberapa tetangga rumah 'ku untuk belajar mengaji dirumah, dengan mata yang masih 'sayup-sayup' aku menuju toilet untuk membersihkan muka agar terlihat segar maklum saja saat itu aku tertidur diruang tamu tempat anak-anak kecil itu mengaji.

Seperti kebiasaan 'ku sebelumnya, disaat pagi menjelang aku selalu menyalakan komputer 'ku dengan ditemani secangkir kopi hitam dari merk tertentu. Sungguh ramainya ruang itu dengan suara-suara anak yang belajar mengaji dan ibu 'ku pun menjadi pengajarnya, terbersit dipikiran 'ku untuk melebarkan ruangan itu.

Sekian lama didepan layar komputer terdengar ibu 'ku kesal dengan nada tinggi, rupanya seorang anak masih tertinggal dari teman-temannya yang telah pulang dari belajar mengaji ... ups ternyata belajar mengaji telah selesai dan dia sedang mengerjakan 'PR' sekolahnya. Sesekali ibu 'ku reda dan memberikan pujian terhadapnya sesaat setelah berhasil menjawab pertanyaannya dan sesekali pula ibu 'ku kesal untuk pertanyaan-pertanyaan mudah namun terasa sulit, seperti untuk menulis angka 105 si anak menulisnya dengan angka 100 dan 5 hasilnya pun menjadi 1005 sungguh terlihat sulitnya ibu 'ku mengajarinya. Ingin rasanya aku memperingati ibu 'ku untuk tidak menghardiknya dalam melakukan proses 'Belajar dan Mengajar' akan tetapi hal itu tidak dapat dan tidak boleh aku lakukan.

Setelah 2 jam lamanya, akhirnya 'PR' pun terselesaikan. Dengan nasihat dan peringatan untuk si anak, si anak pun berlalu seraya memberikan salam 'assalamu'alaikum ... dan lantunan salam 'wa'alaikum salam ...

Sekian menit berlalu, aku coba membuka pembicaraan dengan menggali informasi tentang si anak dan ibu 'ku pun berbicara panjang lebar tentang si anak, orangtua nya, adiknya, pergaulannya dan lain sebagainya. Satu hal mendasar yang aku tanya kepada ibu 'ku " Targetnya apa ? Supaya Nilainya Bagus atau Anaknya Cerdas ? " ibu 'ku pun terdiam, dengan ragu lalu menjawab yakni agar nilainya bagus.

Sungguh disayangkan, lalu aku coba memberikan sedikit penjelasan bahwa obyek belajar-mengajar itu adalah anak, hal yang harus diperhatikan yakni karakter si anak. Otak kita dipengaruhi oleh dua hal yakni daya nalar dan daya ingat, ada beberapa orang yang memiliki daya nalar lemah namun tidak untuk daya ingat, ada juga yang memiliki daya nalar kuat namun lemah di daya ingat, ada pula yang dikeduanya kuat.

Orangtua tidak bisa dengan seenaknya memaksakan anak untuk cerdas dengan memaksakannya belajar setiap waktu sebagaimana penyesalannya disaat kecil yang tidak mau belajar ! Apabila kita sudah mengerti karakter si anak, maka terapkan hal-hal yang memicu anak semangat untuk belajar, ingat semangat untuk belajar bukan memaksa untuk semangat belajar. Bagi kita 5 x 5, 100 / 4, 30 + 9 adalah mudah karena kita tahu dan pernah melaluinya tetapi tidak dengan si anak. Memaki/memarahi/menghardik adalah nilai minus untuk si anak artinya bukan si anak yang kurang tetapi minus untuk kita sebagai pengajar, pernah kah Anda mengingat sewaktu kecil saat kita melakukan kesalahan lalu kita dimaki/dimarahi oleh guru/orangtua kita ? bagaimana dengan si anak yang anda didik ? tidak kah kelak dia akan menjadi orang dewasa seperti kita ?

Ada beberapa anak yang gemar berhitung, bernyanyi, bermain, bercanda, dan lain sebagainya adalah hambatan dalam proses belajar, lalu apa yang terjadi ? sebagian tenaga pengajar melarangnya untuk melakukan hal tersebut dan diwajibkan untuk fokus terhadap pelajaran. Dalam dunia pendidik, berhitung, bernyanyi, bermain, bercanda adalah jembatan atau jalur komunikasi aktif untuk memacu anak semangat belajar maka manfaatkan peluang tersebut, seperti lagu-lagu berhitung, bermain dadu dengan angka, berhitung dengan mewarnai dan lain sebagainya sebab tidak semua anak berlatar belakang dan memiliki orangtua yang sukses, tidak semua anak seperti apa yang kita inginkan, dalam suatu keluarga pasti memiliki anak yang karakternya berbeda-beda tetapi tetap dari satu sumber yang ada yakni orangtuanya.

Kita dapat mengetahui karakter anak dari karakter orangtuanya, baik bapak ataupun ibunya sebab ada pepatah bilang 'buah jatuh tidak jauh dari pohonnya' artinya karakter anak baik positif ataupun negatif adalah buah hasil dari kedua orangtuanya. Hukum tuhan pun berlaku, jika orangtua menginginkan anak rajin maka orangtua harus rajin sebelum istri mengandung, jika orangtua menginginkan anak cerdas maka orangtua pun harus cerdas, bagaimana jika orangtua sudah rajin/cerdas tetapi anak tidak mewarisinya ? silahkan cek sisi negatif pasangan Anda!

Pujian adalah sahabat efektif dalam meningkatkan keberanian anak untuk tahu dan berani bertanya, seperti halnya pujian laki-laki dewasa dengan pasangannya sekalipun dia tidak romantis, kasar, ataupun egois tetapi tetaplah dia ditakdirkan sebagai perempuan yang memiliki rahim (penyayang) sebab kita adalah rahman (pengasih).

Semenjak aku berikan penjelasan alhamdulilah ibu 'ku mengerti dan mengakui kesalahannya, hari berikutnya pun tampak berbeda dari sebelumnya lebih bisa memahami karakter si anak dan si anak pun lebih berani untuk bertanya, komunikasi pun terjalin aktif dan dinamis ! sesekali aku memberikan beberapa potong coklat yang aku dapat saat membeli minuman kaleng di mini market ... 

Semoga Bermanfaat - Terima Kasih
Referensi film silahkan anda melihat : 'Taare Zameen Par - Every Child Is Special' Produksi Aamir khan

Komentar

Postingan Populer